Hati merupakan juadah paling istimewa dan menjadi intipan musuh.
Setiap detik ditungganginya dengan tidak berhenti. Musuh yang dimaksudkan adalah keluarga pak setan yang terdiri dari dato, moyang, bapak, ibu dan anak-anak setan. Mereka amat dedikasi dalam mencorakkan pemikiran dan tindakan manusia sepertimana yang telah dijanjikan di hadapan Allah sebelum disingkir dari syurga.
Tetapi hadir pula malaikat yang pula merebut hati. Jadi setiap saat pak setan dan malaikat sentiasa berjuang untuk merasuk hati-hati setiap manusia. Maka janganlah lengah!! Setan mengetuk hati pintu hati untuk berbuat keburukan, sedang malaikat mengetuk untuk mengajak berbuat kebaikan.
Komposisi hati adalah nafsu dan akal yang diuli bersama untuk membentuk kualiti manusia dan kemanusiaan. Nafsu dan akal bagaikan anjing dan kucing, selalu berdolak dalek dalam segala hal. Ketika apa yang hendak dilakukan oleh akal, nafsu selalu menghalang, begitulah juga sebaliknya. Hati diumpamakan sebagai medan pertempuran antara akal dan nafsu. Sebab itulah hati kita sibuk setiap saat selama hayat dikandung badan.
Rupanya hati yang kita sayangi selalu berdesas-desus dengan tiada hentinya. Hati tidak pernah lelap selalu berfungsi siang mahupun malam. Jauh berbeza dengan organ tubuh lain seperti mata, di kala ia mengalami kelelahan maka lama kelamaan kita pasti mencari kesempatan untuk berehat atau memejamkannya. Cuba kita tutup telinga kita rapat-rapat, maka tak akan dapat mendengar, sementara itu dalam hati kita setiap saat, ingatan lama, rasa kekecewaan, malu dan sebagainya hadir dan berlalu
Jadi rupanya perkara hati dan penyakit yang ada di dalamnya merupakan perkara yang ghaib. Penyakit yang dimaksudkan bukannya penyakit hepatitis atau penyakit lain yang dapat dilihat dan disembuhkan hanya dengan pemeriksaan doktor dan diberi ubat kimia mahupun tradisional. Penyakit hati ini merupakan penyakit yang tidak mampu dilihat mahupun diubati oleh doktor mahupun tabib.
Namun merupakan perkara ghaib. Berjangkitnya penyakit ini kadang kala tidak dapat disedari. Bahkan hingga terlebih dos pun ia tidak dapat dirasai. Malah semakin menikmatinya dan terbuai. Penyakit ini lebih merbahaya dari penyakit biologi lain seperti HIV AIDS atau penyakit lainnya. Sungguh sulit untuk menyembuhkannya. Maka oleh sebab itu, marilah kita mevaksinasi atau memberi kekebalan pada hati agar tidak tervirus atau terjangkit penyakit mengerikan ini. Tidak lain caranya adalah dengan memperbanyakkan berzikir dan mengingatkan Pencipta dalam apa keadaan sekali pun.
Hati itu diibaratkan raja. Pemimpin yang sangat ditakuti dan dipatuhi oleh seluruh organ tubuh lainnya. Apa yang dikatakan oleh hati maka seluruh organ tubuh akan tergerak mengikuti perintahnya. Jika raja tersebut jujur dan memerintahkan hal-hal yang baik, maka rakyatnya akan mencontohi perihal Sang raja. Demikian pula sebaliknya. Raja yang kasar, zalim, kikir, dan sebagainya, maka akan banyak masalah dan pertentangan yang terjadi.
Hati manusia, atau sering disebut qalbu, sentiasa bolak-balik, tiada tetap. Kadang ia bersih, kuat iman, bercahaya, lemah lembut, tetapi suatu saat menjadi kotor, lemah iman, gelap gelita, buta, keras membatu terhadap kebenaran.
Di antara penyebab hati yang kotor adalah tidak beriman kepada Al-quran dan banyak berbuat kesesatan. Allah berfirman, Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelumang dalam kesesatannya. ( Al-Anam: 10).
Orang yang hatinya kotor dan sakit akan mudah digoda syaitan yang menjerumuskannya kepada perbuatan maksiat, dosa, dan kezaliman. Allah S.W.T berfirman, Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang jauh. (2Al Haj: 53).
Orang yang kotor hatinya karena perbuatan dosa dan jahat, hatinya menjadi buta dan tidak dapat menerima pelajaran dan peringatan. Akhirnya, hilanglah rasa percaya atau iman, dan orang itu akan selalu mengikuti kehendak nafsunya. Allah berfirman, Dan apakah belum jelas bagi orangorang yang mewarisi suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahawa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (Al Araf: 100).
Sebaliknya, beruntunglah orang yang menyucikan hatinya dengan cahaya iman, rasa percaya, dan amal soleh. Hati yang suci yang akan selalu mendapat petunjuk Allah dan tidak mudah digoda syaitan untuk berbuat mungkar atau maksiat, akhirnya nafsu pun akan tetap tenang. Iman yang baik dan sentiasa mengingat Allah membuat orang menjadi tenteram hatinya.
Allah berfirman, (iaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. (Al Rad: 28).
Orang yang sentiasa membersihkan hati dari berbagai penyakit akan tampil sebagai orang yang mukhlis, yaitu orang yang ikhlas menjalankan ibadah dan semua aktiviti kehidupan. Segala hal yang ia lakukan hanya dipersembahkan kepada Allah. Orang seperti ini sulit digoda dan disesatkan syaitan. Allah berfirman, Iblis menjawab, Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (Al-Saad:82-83).
Hati yang bersih tersemai di dalamnya takwa kepada Allah. Takwa ini yang mendorong manusia selalu menjalankan perintah Allah dan menghentikan segala laranganNya. Agar hati selalu membimbing kita kepada kebaikan, maka ia harus disucikan dari berbagai penyakit hati dan dosa-dosa yang kita lakukan.